Sabtu, 09 November 2013

ARTIKEL: PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP MORAL PELAJAR



PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP MORAL PELAJAR
Oleh: Bethi Dian Paramita (11402241013)
Pendidikan Administrasi Perkantoran


Arus globalisasi yang sedang melanda seluruh penjuru dunia terutama Indonesia, telah memberikan banyak perubahan terhadap kehidupan masyarakat. Globalisasi dapat diartikan sebagai proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak maupun elektronik.
Globalisasi yang memiliki dua sisi mata uang (positif dan negatif) juga menjadi penyebab infiltrasi budaya tidak terbendung. Budaya-budaya sedemikian cepat dan mudah saling bertukar tempat dan saling memengaruhi satu sama lain. Termasuk budaya hidup barat yang liberal dan bebas merasuki budaya ketimuran yang lebih cenderung teratur dan terpelihara oleh nilai-nilai agama. Dampak negatif dari arus globalisasi yang terlihat miris adalah perubahan yang cenderung mengarah pada krisis moral dan akhlak, sehingga menimbulkan sejumlah permasalahan kompleks melanda negeri ini akibat moral. Dapat di contohkan mulai dari hal kecil seperti anak-anak sekolah yang membolos pada jam pelajaran, sampai dengan korupsi. Selain itu terdapat pula tindakan-tindakan kriminal yang setiap hari biasa kita lihat. Hal ini membuktikan bahwa krisis moral telah dan sedang melanda bangsa ini. Kita sebagai mahasiswa harus turut andil dalam memahami gejolak-gejolak globalisasi yang sudah melanda pada saat ini.
Dalam buku Dimensi-Dimensi Pendidikan moral yang ditulis oleh Cheppy Haricahyono, definisi dari moral adalah sesuatu yang berkaitan, atau ada hubungannya dengan kemampuan menentukan benar salahnya suatu tingkah laku. Sehingga moral merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan untuk menentukan baik buruknya sikap atau pun perbuatan yang kita lakukan.
Pelajar pada era globalisasi sekarang ini seperti kehilangan arah dan tujuan. Mereka terjebak pada lingkaran dampak globalisasi yang lebih mengedepankan corak hedonisme dan apatisme (acuh tak acuh, tak peduli). Generasi muda saat ini juga bersifat anarkisme dalam menyuarakan kepentingan rakyat, bahkan banyak masyarakat yang menganggap generasi muda sekarang disibukkan oleh tawuran dan bentrokan. Sehingga pada akhirnya keamanan masyarakat menjadi terganggu dan kehidupan pembelajaran di lembaga pendidkian atau sekolah tidak kondusif yang menimbulkan adanya kekhawatiran adanya krisis moral generasi muda yang seharusnya menjadi agen perubahan sosial menjadi lebih baik namun terhalang oleh kebahagiaan dunia semata.
Baik media cetak maupun elektronik, yang biasa kita baca dan saksikan setiap hari, semuanya menyajikan bacaan dan tontonan yang tak jarang kurang memperhatikan moralitas, sopan santun, dan etika. Sehingga secara langsung para pembaca dan pemirsa dapat terpengaruh moral dan tingkah lakunya. Terutama bila para pembaca dan pemirsa tersebut adalah remaja (pelajar) yang belum memilki bekal pengetahuan agama yang kuat. Tak hanya itu saja, dari segi ilmu pengetahuan kita memang memperoleh banyak manfaat dari era globalisasi ini. Namun, dari segi kebudayaan, kita lebih mendapatkan banyak pengaruh negatif.
Jika dilihat dari segi sistem pendidikan yang ada di Inonesia, sistem pendidikan kita selama ini masih lebih menitikberatkan dan menjejalkan pada penguasaan kognitif akademis. Sementara afektif dan psikomotorik seolah-olah dinomorduakan. Sehingga yang terjadi adalah terbentuknya pribadi yang miskin tata krama, sopan santun, dan etika moral.
            Sedikit melihat kehidupan Indonesia tempo dulu. Sejak dulu, Indonesia sudah dikenal di seluruh penjuru dunia sebagai negeri yang ramah, sopan, dan berbudi. Karena hal itu lah banyak orang-orang asing kagum dan tertarik untuk berkunjung ke negara kita. Melihat kehidupan masyarakat pedesaan yang penuh ketenangan dan kedamaian menjadi cermin perilaku masyarkat Indonesia. Praktek tolong-menolong atau gotong-royong masih melekat kuat dalam diri dan kebiasaan masyarakat desa.
            Namun yang terjadi di Indonesia saat ini adalah generasi muda lebih tertarik akan adat kebiasaan negeri lain yang sebenarnya tidak sesuai dengan adat istiadat dan etika bangsa kita. Mereka menganggap lebih keren dan modern, baik itu gaya hidup maupun tingkah lakunya. Karena hal itulah, timbul pergaulan bebas di kalangan remaja (pelajar) dan mempengaruhi pikiran serta tingkah laku generasi muda. Merosotnya moral pada generasi muda membuat Indonesia akan semakin terpuruk dan memiliki masa depan yang suram.
Berikut ada beberapa fakta mengenai menurunnya etika dan moral pelajar/ mahasiswa yang di dapat dari berbagai masyarakat:
1.      15-20 persen dari remaja di Indonesia sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah
2.      15 juta remaja perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya
3.      Hingga Juni 2009 telah tercatat 6332 kasus AIDS dan 4527 kasus HIV positif di Indonesia, dengan 78,8 persen dari kasus-kasus baru yang terlaporkan berasal dari usia 15-29 tahun
4.      Diperkirakan terdapat sekitar 270.000 pekerja seks perempuan yang ada di Indonesia, di mana lebih dari 60 persen adalah berusia 24 tahun atau kurang, dan 30 persen berusia 15 tahun atau kurang
5.      Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia di mana 20 persen diantaranya adalah aborsi yang dilakukan oleh remaja
6.      Berdasarkan data kepolisian, setiap tahun penggunaan narkoba selalu naik. Korban paling banyak berasal dari kelompok remaja, sekitar 14 ribu orang atau 19% dari keseluruhan pengguna.
7.      Jumlah kasus kriminal yang dilakukan anak-anak dan remaja tercatat 1.150 sementara pada 2008 hanya 713 kasus. Ini berarti ada peningkatan 437 kasus. Jenis kasus kejahatan itu antara lain pencurian, narkoba, pembunuhan dan pemerkosaan.
8.      Sejak Januari hingga Oktober 2009, Kriminalitas yang dilakukan oleh remaja meningkat 35% dibandingkan tahun sebelumnya, Pelakunya rata-rata berusia 13 hingga 17 tahun.
Sumber: Warta warga Universitas Gunadarma Jakarta
            Dari beberapa fenomena yang telah dipaparkan di atas, jelas bahwa kondisi pelajar di Indonesia saat ini terlihat bahwa semakin bobroknya etika, moral, dan akhlak bangsa Indonesia.
Selain itu, dapat pula kita ketahui bahwa terdapat beberapa faktor dari adanya globalisasi, antara lain adalah:
  1. Masuknya pola pergaulan budaya asing atau budaya barat, seperti anak-anak sekolah yang bermain sampai malam (misalnya ke café) tanpa sepengetahuan orang tuanya.
  2. Perkembangan teknologi yang tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas budi pekerti pelajar. Padahal perkembangan teknologi memang sangat dibutuhkan bangsa ini untuk dapat terus bersaing di era globalisasi
  3. Derasnya arus media komunikasi yang masuk ke Indonesia. Bisa dicontohkan seperti handphone yang dilengkapi dengan fitur-fitur yang canggih seperti kamera, video, internet, dan juga yang sedang menjadi trend para pelajar saat ini adalah BBM, line, dan lain sebagainya.
  4. Cara berpakaian anak muda dalam hal ini atau pelajar yang sekarang tidak lagi menjunjung tinggi nilai kesopanan, kebanyakan mereka berpakaian secara minim dan ketat. Dapat dicontohkan saja seragam sekolah yang mereka pakai ketika di sekolah. Pakaian seragam yang harusnya formal, kadang dibuat “neko-neko”, seperti baju yang dibuat ketat, dan rok yang dibuat lebih pendek.
Dari faktor diatas dapat kita ketahui bahwa kebudayaan barat mudah sekali keluar masuk ke Indonesia secara bebas. Sehingga menyebabkan kebudayaan yang ada di Indonesia semakin luntur, dan nilai-nilai Pancasila tidak lagi dijadikan sebagai pedoman hidup generasi muda Indonesia.
Krisis moral terjadi juga karena nilai-nilai Pancasila sekarang ini mulai luntur dan tidak lagi diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Pancasila yang seharusnya sebagai pedoman hidup dan falsafah bangsa kini hanya sebagai semboyan belaka. Dalam bertindak, kebanyakan orang sudah tidak mengindahkan asas Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Jati diri bangsa sekarang ini telah luntur, sehingga timbul perilaku amoral yang merugikan orang lain dan membuat semakin terpuruknya negeri ini.
Indonesia pada saat ini telah dihadapkan pada permasalah krisis moralitas. Permasalahan ini sudah menjalar sampai pada semua aspek kehidupan. Beberapa krisis moral yang dapat kita lihat diantaranya adalah dari sistem pendidikan kita, ketidakpedulian dengan sesama, mulai hilangnya etika dan akhlak, kenakalan-kenakalan remaja, tayangan-tayangan di televisi yang kurang mendidik, perilaku para pejabat kita yang tidak amanah dan masih banyak lagi krisis moralitas yang lain.
Kebiasaan anak jaman sekarang yang biasa kita lihat adalah terjadinya tawuran antar sekolah, konflik antar anak sekolah yang mengakibatkan perkelahian dan pembunuhan, kenakalan remaja yang berlebihan, siswa-siswi yang dianggap tidak sopan, tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya, juga banyak siswa sekolah (pelajar) yang menjadi korban narkoba. Bahkan kebiasaan tawuran pun sekarang menjadi budaya, tak jarang dari mereka melakukan tawuran hanya untuk membuat sensasi, onar, dan kisruh tanpa alasan dan masalah yang jelas. Kenakalan remaja seperti free sex, pergaulan bebas, dan pemakaian narkoba sudah menjalar hingga ke pelosok desa. Belum lagi, maraknya video perzinaaan yang semakin mudah diakses dan didapatkan. Dengan hanya meroggoh uang yang tak seberapa, orang dapat mengunduhnya dari situs-situs di internet.  Mau menjadi apa bangsa ini apabila para generasi mudanya saja seperti itu. Sehingga sangat jelas sekali bahwa arus globalisasi dari teknologi yang semakin canggih tidak disaring dengan baik menimbulkan dampak yang sangat negatif bagi para pelajar, karena mudahnya informasi yang mereka akses.
Tidak hanya itu, tayangan-tayangan di televisi sekarang ini banyak yang tidak mendidik. Contohnya sinetron, kebanyakan sinetron ditonton oleh para pelajar (remaja). Sinetron menyuguhkan cerita yang berbau percintaan, pertengkaran, penganiayaan, pergaulan bebas, mode trend gaul masa kini dan lain-lain. Dan parahnya hal tersebut ditiru oleh para remaja atau pelajar, seperti memakai rok diatas lutut ke sekolah, pakaian yang ketat, merokok, dan lainnya. Budaya kebaratan semakin membawa dampak buruk bagi para remaja khususnya pelajar, dimana akibatnya adalah mereka menjadi bersikap acuh tak acuh dengan perkembangan bangsa ini.
Kebanyakan dari masyarakat Indonesia mempercayakan pendidikan sebagai salah satu lembaga yang mampu mencetak manusia atau generasi muda yang bermoral, beretika, dan berakhlak. Selain itu, Indonesia juga mengaku sebagai Negara yang beragama. Namun yang menjadi pertanyaan saat ini adalah mengapa pada saat ini banyak orang terutama para pelajar yang tidak memiliki moral. Maka terlihat bahwa bangsa ini semakin terjangkiti virus globalisasi yang membawa dampak buruk bagi moral masyarakat Indonesia, khususnya pelajar yang menimbulkan suatu opini apakah yang salah dari sistem pendidikan Indonesia hingga krisis moral terjadi secara berkepanjangan.
Dapat kita ketahui bahwa para pelajar memiliki potensi yang besar, tantangan dan juga tanggung jawab di jamannya. Tantangan tersebut adalah menjaga generasinya tetap baik dan lebih baik dari yang dulu. Pelajar sebagai agent of change dituntut untuk mengambil peran didalam tantangan yang berupa perubahan sosial. Maka dari itu diperlukan strategi penanaman nilai etika, moral, dan akhlak di kalangan pelajar.
Yang paling penting adalah penanaman nilai-nilai agama. Penanaman nilai agama sangatlah penting pada tiap masing-masing individu. Karena yang terlihat pada saat ini salah satu faktor buruknya moral generasi muda adalah longgarnya pegangan terhadap agama. Sehingga menyebabkan keyakinan beragama mulai terdesak, kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan perintah-perintah Tuhan tidak diindahkan lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang pada ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya. Sehingga yang pertama dilakukan adalah penanaman nilai agama, sampai nilai-nilai itu melekat pada diri seorang individu agar tau mana perintah dan mana larangan.
Selain hal diatas, penanaman nilai etika, moral, dan akhlak tidak hanya ditanamkan di lingkungan keluarga saja namun diperlukan kerja sama dari pihak sekolah, masyarakat dan pemerintah. Keluarga sebagai lingkungan pertama dan utama dimana seorang anak mendapatkan bekal pendidikan etika, moral, dan akhlak. Peranan orang tua sangat penting dalam proses perkembangan moral anak. Sejak dini orang tua harus mampu memberikan arahan, bimbingan, serta teladan kepada anak. Melalui pengajaran akhlak seperti  dididik dan diberikan pengertian tentang perbuatan baik dan buruk, menanamkan nilai-nilai keagamaan,  dan tata krama. Orang tua harus selalu mengawasi segala perilaku dan perkembangan anaknya terutama ketika anak menginjak usia remaja, karena di usia ini terjadi ketidak seimbangan emosi sehingga mudah terbawa ke hal-hal yang buruk.
Selain lingkungan keluarga, terdapat pula lingkungan sekolah. Dalam lingkungan sekolah, peran guru harus aktif dalam memberikan penanaman etika, moral, dan akhlak kepada peserta didik. Tak hanya pengetahuan saja yang diajarkan dalam pembelajaran namun guru harus mampu mendidik dan memberikan nilai-nilai kebaikan serta memberikan teladan bagi peserta didik. Melalui pengajarannya guru dituntut untuk kreatif dalam menyisipkan nilai-nilai moral yang akan diberikan kepada peserta didik. Sehingga tidak hanya aspek kognitif saja yang di dapat siswa tetapi aspek afektif dan psikomotorik juga. Dengan begitu mereka dapat menanamkan dan menerapkan sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Jadi tak hanya peran guru agama atau pendidikan kewarganegaraan saja yang menanamkan etika, moral, dan akhlak pada diri siswa, tetapi semua guru harus memberikan nilai-nilai kehidupan kepada peserta didik (pelajar).
Selain lingkungan keluarga dan sekolah yang juga menanamkan etika, moral, dan akhlak ada pula lingkungan masyarakat. Anak akan tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan masyarakat. Ada 5 pranata sosial yang terdapat di lingkungan masyarakat, salah satunya yaitu pranata moral dan etika. Pranata moral dan etika bertugas untuk mengurusi dan penyikapan nilai seseorang dalam pergaulan masyarakat. Dengan demikian peranan masyarakat dalam penanaman etika, moral, dan akhlak pada diri seseorang sangat berpengaruh.
Yang terakhir adalah peran pemerintah. Pemerintah harus tanggap dan sigap terhadap permasalahan moral para generasi muda yang semakin menurun. Melalui Kementerian Pendidikan Nasional, pemerintah harus mengkaji dan menelaah serta memberikan kebijakan-kebijakan yang mampu meningkatkan moralitas generasi muda. Agar tujuan yang diharapkan akan tercapai dan menghasilkan keluaran sumber daya manusia yang bermutu, berbudi luhur dan beriman serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Karena pribadi yang terdidik secara moral adalah pribadi-pribadi yang telah belajar dan siap untuk bertindak dengan cara-cara tertentu, sekaligus sadar dan bangga akan segala nilai dan tindakan-tindakannya (Cheppy Haricahyono, 1995:360)


Senin, 22 April 2013

MANAJEMEN PERKANTORAN-LINGKUNGAN KANTOR



Lingkungan fisik di mana karyawan bekerja sering mempengaruhi produktivitas dan kepuasan kerja. Apabila karyawan tidak merasa nyaman terhadap lingkungan kerjanya, maka hal itu akan mempengaruhi produktivitas kerja dalam organisasi tersebut, yang apabila hal itu berlangsung lama akan menyebabkan banyak kerugian.
Lingkungan kantor mencakup berbagai faktor, di antaranya pencahayaan, skema warna, dan kondisi udara. Meningkatnya jumlah organisasi yang terus-menerus berkembang membuat sebagian organisasi mengembangkan gerakan lingkungan kantor hijau guna meningkatkan kenyamanan dan produktivitas karyawan dalam bekerja. Perkembangan yang lebih baru dalam gerakan kantor hijau meliputi pembuatan perabot kantor, karpet, bahan pelapis, dan cat dengan produk yang memancarkan non gas, serta menghindari penggunaan bahan kimia beracun.
Secara keseluruhan, gerakan kantor hijau adalah berkaitan dengan kualitas udara dalam ruangan, pengawetan energi, dan pengurangan limbah dan sumber daya alam. Ada beberapa teknik yang digunakan untuk memfasilitasi gerakan kantor hijau yaitu:
·       Instalasi sensor cahaya yang secara otomatis menyesuaikan cahaya buatan yang disediakan untuk daerah tertentu, berdasarkan jumlah cahaya alami yang tersedia.
·       Instalasi sensor gerakan berbasis cahaya yang secara meredupkan lampu ketika penghuninya tidak ada.
·       Instalasi pemanasan zona kecil dan sistem pendingin udara.
·       Daur ulang air minum yang telah disaring, untuk digunakan di lapangan.
·       Menyesuaikan jumlah udara segar yang masuk ke dalam ruangan.
·       Instalasi bahan atap yang lebih memantulkan sinar matahari.
·       Memberikan stasiun pengisian BBM di area parkir untuk menampung karyawan yang mengendarai mobil listrik atau hibrida untuk bekerja.
·       Menggunakan mesin bertenaga listrik bukan bertenaga gas untuk memudahkan pemeliharaan.
·       Daur ulang kertas sebanyak mungkin.
·       Mematikan mesin-mesin kantor yang berhubungan langsung dengan listrik apabila telah selesai berkerja.
·       Mengganti peralatan kantor yang sudah tua dengan peralatan baru yang jauh lebih efektif.

DAMPAK LINGKUNGAN KANTOR PADA KARYAWAN
Setiap elemen dari lingkungan kantor dapat mempengaruhi karyawan kantor secara fisik dan psikologis. Ergonomi, studi tentang hubungan karyawan terhadap lingkungan fisik, sangat membantu dalam merancang sebuah lingkungan yang cocok. Ergonomi membantu memastikan bahwa tugas, alat dan peralatan yang digunakan dalam kinerja tugas, dan lingkungan di mana karyawan bekerja sesuai dengan kebutuhannya, upaya khusus harus diarahkan untuk memodifikasi faktor-faktor ergonomis atau elemen yang berdampak negatif pada karyawan.
Berikut adalah daftar saran yang dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dari sudut pandang ergonomi:
·      Desain pekerjaan harus sesuai dengan karyawan bukan memaksa karyawan untuk sesuai dengan pekerjaan.
·      Memberikan karyawan dengan posisi duduk yang nyaman.
·      Menjaga jarak nyaman dari monitor komputer, yaitu sekitar 20 inci.
·      Memaksimalkan kenyamanan karyawan dengan menyediakan peralatan yang disesuaikan.

Dengan mengintegrasikan beberapa disiplin, termasuk psikologi, fisiologi, sosiologi, dan teori-teori komunikasi ergonomi memberikan pedoman yang berguna untuk merancang lingkungan yang efektif. Integrasi dari berbagai disiplin ilmu membantu memastikan kesejahteraan karyawan dan kemampuan untuk memaksimalkan produktivitas dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan yang didasarkan pada kemampuan mereka.

LINGKUNGAN KANTOR YANG SEHAT
Salah satu keprihatinan pada lingkungan kantor yang perlu mendapatkan perhatian adalah bagaimana mencari cara untuk menyediakan tempat kerja yang sehat bagi karyawan. Salah satu fenomena yang terjadi pada karyawan adalah banyaknya the sick building syndrome (sindrom sakit bangunan) yang dihasilkan dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan. Sindrom ini menyerang karyawan dengan cara berikut: sakit kepala, pusing, kelelahan abnormal, mual, kesulitan bernapas, sakit tenggorokan, infeksi saluran pernapasan atas, batuk, kulit terkelupas, dan sebagainya.
Di antara polutan di lingkungan kantor yang dapat berkontribusi terhadap sindrom ini adalah sebagai berikut: manufaktur lem dan bahan perekat, pestisida yang disemprotkan di tempat, racun yang dipancarkan oleh karpet dan furnitur, asap, dan sebagainya. Di antara yang paling umum dari kondisi lingkungan yang menyebabkan hal tersebut adalah polusi udara dalam ruangan, termasuk barang-barang yang disebutkan sebelumnya, polusi suara, dan silaunya pencahayaan. Beberapa situasi yang dapat menghasilkan lingkungan kerja yang tidak sehat adalah sebagai berikut:
·      Cedera gerakan berulang pada karyawan yang melakukan tugas berulang-ulang dan berlangsung lama. Di antara cara-cara untuk mengatasi situasi ini yaitu misalnya menempatkan keyboard karyawan dan layar pada ketinggian yang sesuai.
·      Radiasi magnet listrik yang berasal dari terminal tampilan video (VDTs) yang dapat menyebabkan keguguran, kanker, cacat lahir, dan penyakit jantung. Di antara cara-cara untuk mengurangi masalah ini adalah sebagai berikut: memasang layar radiasi pada layar komputer dan mengatur jarak minimal 28 inci.
·      Polusi udara dalam ruangan yang sering terjadi pada penggunaan peralatan kantor, misalnya mesin fotokopi yang menghasilkan ozon.
·      Polusi kebisingan yang dihasilkan dari tingginya tingkat suara yang tidak diinginkan yang berasal dari percakapan, mesin dan peralatan, telepon.
·      Sistem pencahayaan juga harus diperhatikan di lingkungan kantor. Tujuannya adalah untuk memberikan karyawan dengan jenis cahaya yang tepat untuk tugas-tugas yang mereka lakukan. Salah satu masalah pencahayaan yang paling signifikan di kantor adalah silau, cahaya yang dipantulkan dari permukaan suatu benda.

PENCAHAYAAN
Pencahayaan dapat mempengaruhi karyawan baik secara fisik maupun psikologi. Secara fisik, tidak memadainya pencahayaan dapat meningkat kelelahan karyawan sebagai akibat dari ketegangan mata yang berlebihan. Secara psikologis, hasil pencahayaan yang tidak memadai dapat menyebabkan hilangnya semangat dan akhirnya menyebabkan penurunan kuantitas dan kualitas kinerja karyawan.
A.  Karakteristik Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan harus memiliki karakteristik tertentu yang didefinisikan dengan baik, diantaranya dengan cara sebagai berikut:
  1. mengukur efektivitas sistem pencahayaan.
  2. mengukur kuantitas cahaya pada permukaan kerja.
Sistem pencahayaan terdiri dari beberapa jenis berikut:
·         Langsung. Dengan mengarahkan sekitar 90 hingga 100 persen dari pencahayaan ke bawah ke permukaan tempat kerja untuk meminimalkan cahaya yang tersebar.
·         Semi langsung. Dengan pencahayaan 60 sampai 90 persen dari cahaya diarahkan ke bawah.
·         Tidak langsung. Pencahayaan tidak langsung adalah sistem yang direkomendasikan untuk sebagian besar jenis tugas kantor. Dengan pencahayaan tidak langsung, 90 sampai 100 persen dari cahaya pertama diarahkan ke atas. Cahaya kemudian menjadi menyebar dan tercermin ke bawah ke area kerja.
·         Semi tidak langsung. Dengan pencahayaan setengah tidak langsung, 60 sampai 90 persen dari cahaya diarahkan ke atas dan kemudian tercermin ke bawah.
·         General Diffuse. Sistem pencahayaan ini mengarahkan 40 sampai 60 persen dari cahaya langsung ke permukaan kerja, dengan sisa cahaya yang dipantulkan ke bawah.
B.  Jenis Pencahayaan
Empat jenis pencahayaan kantor yang umum digunakan adalah cahaya alami, neon, lampu pijar, dan pencahayaan debit intensitas tinggi.
·         Cahaya alami
Cahaya alami adalah sistem pencahayaan yang efisien. Selain efisiensi, cahaya alami sering memberikan keuntungan psikologis bagi karyawan. Namun, cahaya alami tidak mampu menembus sangat jauh ke daerah kerja. Pada hari-hari yang sangat terang, intensitas cahaya alami harus dikendalikan.
·         Lampu Fluorescent
Lampu fluorescent (lampu neon) terus menjadi jenis yang paling umum sumber cahaya di gedung-gedung perkantoran.
·         Lampu Pijar
Lampu pijar adalah jenis yang paling sering ditemukan di rumah. Hal ini juga dapat digunakan secara efektif di kantor, meskipun lampu neon umumnya dianggap sebagai lebih efisien. Lampu pijar menarik perhatian karena lebih hemat dan efektif dalam hal jumlah cahaya yang dihasilkan dalam kaitannya dengan energi yang dikonsumsi.
·         Lampu debit intensitas tinggi
Penggunaan lampu debit intensitas tinggi untuk menerangi area kantor merupakan cara yang cukup baru. Lampu ini pertama kali digunakan untuk penerangan jalan dan stadion, karena menyediakan sistem pencahayaan yang sangat efisien.
·         Lampu sistem kontrol otomatis
Lampu ini sekarang sudah mulai dipasang di kebanyakan kantor. Sistem ini memiliki dampak positif pada energi pelestarian untuk mengurangi pengeluaran pembelian dalam waktu yang relatif singkat. Beberapa sistem kontrol lampu otomatis memanfaatkan teknologi komputer. Pada waktu yang telah ditentukan, cahaya secara otomatis dihidupkan dan dimatikan.

WARNA
Warna adalah elemen lain dari lingkungan kantor yang berdampak signifikan pada manusia. Meskipun sebagian besar karyawan menyadari dampak fisik warna, banyak yang tidak menyadari dampak psikologisnya. Warna di kantor tidak hanya menyediakan nilai estetika, tetapi juga nilai fungsional.
A.  Pertimbangan Warna
Di antara faktor-faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan skema warna yang diinginkan adalah warna kombinasi, efek cahaya pada warna dan dampak dari warna.
B.  Kombinasi Warna
Menggabungkan warna primer dengan warna sekunder. Sebagai contoh, pencampuran merah dan kuning membuat oranye, warna tersier yang dibuat dengan menggabungkan dua bagian dari satu warna primer dan satu bagian lain warna dasar.
C.  Efek Cahaya Pada Warna
Karena berbagai jenis cahaya buatan memiliki spektrum warna yang berbeda, sistem pencahayaan yang digunakan di kantor juga mungkin memiliki signifikan dalam spektrum. Untuk mengilustrasikan, lampu neon umumnya tidak akan meningkatkan merah dan oranye.

D.  Dampak Warna
Warna cenderung menciptakan suasana hati. Warna biru, hijau dan ungu membuat suasana hati tenang serta warna merah, oranye dan kuning dapat menciptakan suasana hati yang hangat dan ceria, dll.
E.  Penutup Lantai
Warna langit-langit adalah salah satu aspek dari skema warna di kantor. Warna penutup lantai juga penting. Meskipun ubin dan bentuk lantai lainnya masih banyak ditemukan, area kantor berkarpet pada kantor adalah yang lebih umum.
Di antara keuntungan menggunakan karpet sebagai penutup lantai adalah:
1.      Karpet berguna untuk mengontrol kebisingan.
2.      Karpet cenderung lebih murah dibandingkan jenis penutup lantai lainnya.
3.      Karpet bila dibandingkan dengan jenis penutup lantai lainnya, cenderung lebih nyaman dan mengurangi kelelahan bagi karyawan.
F.   Penutup Dinding
Karpet juga dapat digunakan untuk menyerap kebisingan. Karpet yang digunakan pada dinding harus memiliki nilai serap yang tinggi. Karpet dengan dukungan busa tidak dianjurkan sebagai penutup dinding karena akan menimbulkan asap tebal ketika terbakar.
G. Warna Furnitur
Ketika merencanakan sebuah skema warna untuk kantor, pertimbangan juga harus diberikan untuk warna furnitur. Sebuah tren yang muncul saat ini adalah memilih warna furnitur yang kontras dengan warna dinding. Praktek ini tidak hanya menyediakan fleksibilitas yang lebih besar dalam merancang skema warna tetapi juga membantu menghilangkan beberapa monoton karena memiliki warna yang sama. Top of Form
memeMMM

MENGONTROL KEBISINGAN
Tingkat kebisingan di kantor merupakan faktor lingkungan yang harus dipertimbangkan. Ketika kebisingan mencapai tingkat yang tidak diinginkan, kondisi fisik dan psikologis pada karyawan dapat terganggu. Desibel, ukuran unit suara, adalah perubahan terkecil dalam suara yang terdeteksi oleh telinga manusia. Suara samar yang dapat terdeteksi telinga manusia adalah nol desibel. Oleh karena itu, suara lain dengan intensitas yang lebih besar memiliki nilai desibel yang lebih tinggi dari nol. Tingkat desibel maksimum di kantor harus 90, sementara tingkat desibel 50 lebih disukai. Tingkat desibel 120 atau yang lebih tinggi dapat mengakibatkan gangguan pendengaran.
A.  Pengendalian Kebisingan Kantor
Dari beberapa teknik yang tersedia untuk mengontrol kebisingan di kantor, penggunaan bahan penyerap suara dan perangkat yang dirancang untuk membuat tingkat kebisingan berkurang merupakan salah satu cara yang tepat.
B.  Bahan Konstruksi
Jumlah yang signifikan terhadap kebisingan kantor dapat dikontrol dengan menggunakan teknik konstruksi bangunan yang efektif. Teknik konstruksi berikut ini direkomendasikan sebagai cara untuk menghilangkan suara yang tidak diinginkan:
·         Gunakan jendela dan pintu dengan segel yang benar.
·         Gunakan bahan konstruksi yang dapat meminimalkan suara dan getaran yang akan terjadi.

BAHAN PENYERAP SUARA
Banyak bahan penyerap suara yang cocok untuk penggunaan kantor yang tersedia saat ini. Sebagian besar bahan penyerap tersebut digunakan sebagai penyerap yang meliputi dinding, jendela dan lantai. Bahan peredam suara yang lembut, bahan berpori seperti gabus dan karpet adalah yang paling dibutuhkan saat ini. Penyerap suara yang paling efisien adalah penutup lantai berkarpet. Karena media ini dapat mempengaruhi peralatan kantor, maka harus selalu dikontrol dengan menempatkan kabel tembaga di bawah karpet. Untuk hasil yang maksimal, bahan yang digunakan untuk mengontrol kebisingan harus memiliki tiga karakteristik atau kualitas:
·         Penyerapan: sejauh mana kebisingan dapat diserap. Penyerapan diukur oleh koefisien pengurangan kebisingan.
·         Refleksi: sejauh mana suara tidak diserap oleh berbagai bahan melainkan dikirim kembali ke luar angkasa.
·         Isolasi: sejauh mana bahan pencegah suara dapat melewatinya.
A.      Perangkat Penyerap Suara
Perangkat penyerap suara merupakan bahan yang sering digunakan sebagai sarana untuk mengendalikan kebisingan kantor. Bahan penyerap suara dapat ditempatkan di beberapa jenis mesin kantor. Perangkat lain yang digunakan di banyak kantor adalah penyerap suara tertutup yang ditempatkan di atas mesin, seperti mesin tik printer.

B.  Pengendalian Kebisingan di Kantor Menggunakan Perencanaan Ruang Terbuka
Perencanaan ruang terbuka memberikan tantangan khusus untuk mengontrol kebisingan. Jumlah yang lebih besar dari bahan penyerap suara mungkin harus digunakan karena sebagian besar dinding permanen dieliminasi pada saat perencanaan ruang terbuka yang digunakan.

PENGKONDISIAN UDARA
A.  Suhu Udara
Keseimbangan suhu udara terjadi ketika tingkat kelembaban berada dalam kisaran yang tepat, suhu kerja yang ideal di kantor adalah 68 derajat fahrenheit. Untuk menghemat energi, suhu harus diturunkan beberapa derajat di musim dingin dan menaikkan beberapa derajat di musim panas.
B.     Tingkat kelembaban udara
Untuk kenyamanan maksimal, tingkat kelembaban kantor harus berkisar antara 40 dan 60 persen, dengan tingkat kelembaban optimal sekitar 50 persen. Tingkat kelembaban berdampak pada tingkat suhu. Jika tingkat kelembaban berada dalam kisaran yang telah direkomendasikan, suhu kantor dapat diturunkan di musim dingin dan dinaikkan di musim panas sesuai dengan kenyamanan, dan sebaliknya.
C.  Sirkulasi Udara
Udara di wilayah kerja, di mana banyak peralatan kerja yang menghasilkan penumpukan panas, harus benar-benar diperhatikan sirkulasinya jika kualitasnya ingin dipertahankan. Tanpa sirkulasi udara, suhu udara yang mengelilingi individu cenderung meningkat, yang mengakibatkan ketidaknyamanan.
D.    Kebersihan udara
Perangkat yang dirancang untuk membersihkan udara sekarang sedang di instal di gedung-gedung perkantoran. Perangkat ini membersihkan udara dari kuman, debu, dan kotoran. Kebersihan udara menjadi perhatian yang lebih besar. Salah satu perangkat pembersih udara yaitu lampu ultraviolet yang berguna untuk membunuh kuman dan bakteri, serta menghilangkan debu dan partikel lainnya. Dari alat tersebutlah akan dapat diketahui polutan-polutan udara seperti asap rokok, cerutu, dan pipa, dan zat beracun. Akhirnya keberadaan asap tembakau akan selalu terdeteksi. Sebagian besar organisasi memang dengan cepat sedang bergerak menuju lingkungan kerja bebas asap rokok.
Bottom of Form

MUSIK
Sebuah sistem musik dapat menghasilkan beberapa hal yang baik. Musik di kantor dapat membantu produktivitas kerja dengan menghilangkan kebosanan dan monoton. Musik juga memiliki efek umum yaitu menghilangkan kelelahan mental dan fisik dan mengurangi ketegangan saraf. Jenis musik yang dimainkan dapat mempengaruhi produktivitas karyawan. Keberhasilan sistem musik secara signifikan dipengaruhi oleh sifat dari program musik. Jenis pekerjaan yang dilakukan harus dipertimbangkan dalam menentukan jenis musik. Misalnya untuk karyawan yang membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi dalam bekerja harus diberikan jenis musik yang tenang.

KONSERVASI ENERGI DI KANTOR
A.    Program Konservasi Energi
Program konservasi energi terdiri dari beberapa komponen, termasuk komite konservasi energi, studi efisiensi energi dan pengembangan tujuan untuk menghemat energi.
·         Komite konservasi energi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui energi total yang sedang digunakan.
·         Studi Energi Efisiensi
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi daerah-daerah di mana energi yang berlebihan sedang digunakan.
·         Pengembangan Tujuan Konservasi Energi
Setelah studi efisiensi energi telah selesai, kemudian tujuan konservasi dikembangkan. Setiap upaya harus dilakukan untuk menjamin pencapaian pemerataan energi.
B.  Teknik Untuk Menghemat Energi
Dengan upaya bersama, banyak organisasi yang telah mampu mengurangi konsumsi energi mereka dengan paling sedikit 10 sampai 15 persen. Karena potensi dampak keuangan, konservasi energi harus menjadi prioritas utama dalam kebanyakan organisasi.
1.    Menghemat Energi Dalam Sistem Pencahayaan
Karena sistem pencahayaan dapat mengkonsumsi sebanyak 25 persen dari pengeluaran total energi, perhatian khusus harus difokuskan pada hal itu. Saran-saran berikut dapat menguraikan teknik konservasi energi dalam hal sistem pencahayaan:
·         Gunakan jumlah cahaya yang tepat untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Sistem pencahayaan yang menyediakan jumlah cahaya yang sama di semua bidang tempat cenderung membuang-buang energi.
·         Mengembangkan praktik mematikan lampu saat tidak diperlukan.
·         Pertimbangkan untuk menginstal sistem kontrol lampu otomatis untuk membantu menghemat waktu.
·         Bersihkan lampu dan tabung secara teratur.
·         Gunakan warna-warna terang yang memantulkan cahaya lebih banyak ke seluruh kantor.
·         Ganti lampu yang sudah lama dengan yang baru untuk meningkatkan pencahayaan.
2.      Menghemat Energi pada Sistem Pemanasan / Pendinginan.
Energi yang digunakan untuk pemanasan / pendinginan juga mengkonsumsi sebagian besar dari alokasi total energi. Berikut adalah beberapa saran untuk menghemat energi:
·         Mengurangi suhu sampai 65 derajat Fahrenheit di musim dingin dan meningkatkan suhu sampai 78 derajat Fahrenheit di musim panas.
·         Pastikan jendela dan pintu tertutup dengan benar.
·         Mengatur suhu area kerja ketika tidak sedang digunakan.
·         Pastikan posisi pemanas dan peralatan pendingin benar untuk memastikan fungsi yang tepat.
·         Menjaga tingkat kelembaban yang tepat untuk meningkatkan kenyamanan bekerja.
C.    Tindakan Konserfasi Lainnya
Berikut adalah daftar tindakan konservasi lainnya:
·         Membeli peralatan yang memiliki tingkat efisiensi energi yang tinggi.
·         Gunakan satu suhu air (sekitar 95 derajat Fahrenheit) di toilet untuk menghindari keharusan untuk mencampur air panas dan dingin untuk mencapai suhu untuk mencuci tangan yang nyaman.
·         Mendorong karyawan untuk menghemat energi kapanpun dan dimanapun mereka berada.
·         Mendorong karyawan untuk menyesuaikan pakaian mereka untuk menghindari suhu kerja lebih hangat di musim panas dan suhu dingin di musim dingin.

KEAMANAN KANTOR
Keamanan kantor menjadi bidang perhatian yang signifikan di banyak organisasi. Keamanan memiliki dua dimensi: perlindungan fisik organisasi (seperti peralatan, mesin, dan furnitur) dan perlindungan informasi penting organisasi (data dan catatan). Diantara faktor-faktor yang harus diperiksa untuk menentukan kebutuhan dan tingkat keamanan adalah peralatan kantor, mesin kantor dan perabot kantor. Cara lain untuk melindungi keaman kantor yaitu membatasi akses ke daerah-daerah penting adalah cara umum untuk menyediakan lingkungan yang aman. Di antara perangkat yang digunakan untuk membatasi akses adalah foto Id dan sistem atribut fisik (paling sering sistem jari).
Tingkat keamanan lain yang disediakan oleh sistem kontrol lampu otomatis yang diaktifkan oleh salah satu gerakan atau sensor panas tubuh. Sistem ini, bila diaktifkan dapat dirancang untuk memanggil unit polisi otomatis kecuali mereka diganti oleh seorang karyawan dengan otorisasi yang tepat untuk melakukannya. Selain perangkat ini, banyak organisasi menggunakan televisi sirkuit tertutup untuk memberikan keamanan bagi suatu daerah. Penjaga keamanan juga umum digunakan di banyak organisasi. Sebuah sarana umum dapat mengamankan data penting yang tersimpan dalam sistem komputer adalah dengan mewajibkan penggunaan paswords untuk mengakses data. Untuk memaksimalkan keamanan, password dapat sering diubah. Dalam beberapa kasus, sistem yang digunakan membutuhkan dua atau lebih karyawan untuk memasukkan password sebelum data dapat diakses.

IMPLIKASI UNTUK MANAJER KANTOR ADMINISTRASI
Latar belakang dari pelatihan ini yaitu untuk mengetahui apakah manajer kantor administrasi memenuhi syarat untuk memandu upaya organisasi dalam merancang suatu lingkungan kantor yang efektif. Manajer kantor administrasi akan menemukan pemahaman tentang kebutuhan fisik dan psikologis karyawan serta membantu dalam perencanaan lingkungan yang efektif. Setiap elemen dari lingkungan mempengaruhi karyawan secara fisik dan/atau psikologis.